Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan telah turut serta dalam perkembangan teknologi di era digital. Pengembangan layanan digital ini bertujuan untuk memberikan akses pelayanan kesehatan yang mudah kepada seluruh masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan.
Menurut Edwin, peningkatan infrastruktur dengan memanfaatkan teknologi kesehatan digital saat ini sangat penting. Digitalisasi pelayanan dapat memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan berkualitas bagi semua orang, sehingga Indonesia dapat mencapai Universal Health Coverage (UHC).
“Saat ini, implementasi Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) didukung oleh infrastruktur digital yang mumpuni. Inovasi berbasis digital, pengelolaan data sampel, dan pengelolaan command center yang baik menjadi kunci penting untuk penyelenggaraan Program JKN yang optimal,” lanjutnya dalam The 17th International Conference on Information and Communication Technology in Social Security (ICT) di Bali.
Edwin juga menambahkan bahwa pengembangan kompetensi digital dalam memperkuat penyelenggaraan jaminan kesehatan sangat penting, termasuk dalam penerapan teknologi baru seperti Artificial Intelligence (AI). Selain itu, tata kelola data kesehatan yang baik juga menjadi hal yang penting untuk memastikan pengelolaan data yang aman, efisien, serta meningkatkan kepercayaan dan integritas dalam perlindungan data pribadi dalam ekosistem layanan kesehatan.
Penyelenggaraan Program JKN juga telah mengelola data yang sangat besar, dengan jumlah pemanfaatan data sampel yang mencapai lebih dari 112 juta transaksi data setiap harinya, atau 1.296 transaksi data per detik. Totalnya terdapat 397,8 miliar data, termasuk data kepesertaan, pelayanan kesehatan, dan iuran.
Kerja sama yang baik antara masyarakat dan penyelenggara jaminan kesehatan, seperti yang terlihat dalam video di atas, memastikan bahwa penggunaan kartu jaminan kesehatan di rumah sakit dapat berjalan lancar tanpa masalah.