Friday, November 22, 2024
HomeKesehatanStres Meningkat, Gen Z dan Wanita Rentan Terkena Burnout

Stres Meningkat, Gen Z dan Wanita Rentan Terkena Burnout

Stres di tempat kerja bisa terjadi karena berbagai hal. Budaya kerja yang tidak pasti dan kompetitif, bersama dengan harapan tinggi terhadap pekerjaan, menjadi faktor utama.
Saat ini, pekerjaan bukan hanya tentang status dan penghasilan, tetapi juga tentang legitimasi, tujuan, dan self-actualization. Batas antara pekerjaan dan waktu luang semakin kabur dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan kita selalu terhubung. Hal ini menyebabkan pikiran kita terus tertuju pada pekerjaan, memicu stres yang berkelanjutan.
Generasi Z dan milenial yang memasuki dunia kerja di tengah pandemi global dan krisis ekonomi, mengalami tingkat stres dan burnout yang tinggi. Kekhawatiran akan inflasi, resesi, dan konflik geopolitik, ditambah minimnya kontrol dan stabilitas dalam karir mereka, menjadi faktor utama penyebabnya.

Psikolog Debbie Sorensen menjelaskan bahwa generasi ini tumbuh dengan tekanan untuk mencapai prestasi tinggi, namun dihadapkan pada situasi kerja yang kacau dengan peluang terbatas. Kebijakan kerja yang berubah-ubah, PHK massal, dan pembekuan perekrutan semakin mempersulit situasi dan memicu kelelahan kerja.
Ketidakpastian dan minimnya kontrol atas karir mereka membuat Generasi Z dan milenial merasakan kecemasan dan ketidakpuasan dalam pekerjaan.
Kondisi burnout, yang ditandai oleh kelelahan dan kebuntuan dalam pekerjaan, tidak hanya berdampak berat pada individu, tetapi juga pada organisasi.
Menurut studi Asana yang dilaporkan oleh Forbes, karyawan yang mengalami burnout lebih rentan mengalami penurunan moral (36%), kurangnya partisipasi (30%), membuat lebih banyak kesalahan (27%), dan buruk dalam berkomunikasi (25%).
Risiko mereka untuk meninggalkan perusahaan juga meningkat (25%).
Semua ini menunjukkan bahwa burnout dapat menyebabkan kehilangan karyawan yang kompeten, penurunan produktivitas, dan kerusakan moral dalam organisasi.
Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk mengambil langkah proaktif dalam mencegah dan mengatasi burnout di antara karyawan mereka.

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer