Yerusalem – Yerusalem yang merupakan kota suci bagi tiga agama telah menjadi perbincangan hangat belakangan ini, tidak hanya karena permasalahan antara Palestina dan Israel, tetapi juga disebabkan oleh penemuan mengejutkan dari tim arkeolog.
Dilansir dari BBC, Selasa, 9 Januari 2024, tim arkeolog telah menemukan bukti baru tentang Bangsa Babilonia yang telah mengepung dan membakar kota Yerusalem sekitar tahun 586 SM, bersama dengan desa dan kota terdekat di perbatasan barat.
Para arkeolog berhasil menemukan balok kayu yang terbakar pada 586 SM di tiga tempat tinggal yang digali antara tahun 1978 dan 1982. Selain itu, mereka juga menemukan abu dan balok kayu pada tahun yang sama ketika menggali beberapa bangunan di Tempat Parkir Giv’ati, yang diyakini sebagai Kuil Salomo.
Sampel yang diambil dari lantai plester menunjukkan suhu tinggi hingga 600 Celcius. Namun, sayangnya bukti-bukti tersebut tidak dapat menentukan apakah kebakaran tersebut dilakukan secara sengaja atau tidak. Seorang penulis dari Universitas Tel Aviv, Nitsan Shalom, bersama rekan-rekannya fokus pada Gedung 100 berlantai dua di Parkir Giv’ati.
Untuk mengukur penyerapan inframerah, mereka menggunakan Spektroskopi Fourier Transform Infraret (FTIR) untuk mengetahui sejauh mana sampel telah dipanaskan, dan apakah sampel mengandung mineral magnetik yang dipanaskan secara memadai untuk mengubah senyawa itu ke arah utara magnetik yang baru.
“Daripada menghancurkan semuanya tanpa pandang bulu, mereka lebih baik menargetkan bangunan yang lebih penting dan terkenal di kota itu,” ujar Shalom kepada New Scientist.
Hasil temuan tersebut menunjukkan adanya bahan-bahan yang mudah terbakar di dalam ruangan, sehingga tidak perlu tambahan bahan bakar. Keberadaan sisa-sisa yang hangus menunjukkan adanya penghancuran yang disengaja oleh api. Penyebaran api dan keruntuhan bangunan yang cepat menunjukkan bahwa para perusak dengan sengaja menghancurkan seluruh bangunan hingga tidak dapat digunakan.
Upaya pemberontakan tersebut telah diperingatkan oleh Nabi Yeremia. Kota Yerusalem yang telah mengalami kehancuran hebat, dengan kondisi kota terbakar dan benar-benar kosong, sangat memprihatinkan. Yehuda merupakan kerajaan bawahan Babilonia pada akhir abad ke-7 SM, di masa pemerintahan Nebukadnezar II. Raja Yehuda, Yoyakim, membuat pemberontakan yang berujung pada pengepungan oleh pasukan Nebukadnezar pada 597 SM.
Pada tahun 586 SM, bangsa Babilonia kembali meraih kemenangan akibat pengepungan yang dilakukan pasukan Nebukadnezar selama 30 bulan terhadap Yehuda dan Yerusalem. Kota Yerusalem kemudian dijarah dan dibakar sehingga benar-benar hancur pada tahun tersebut.