Sebagian besar pemuda atau pemilih pemula belum paham mengapa partisipasi dalam Pemilihan Umum atau Pemilu begitu penting. Sementara ada yang paham tentang politik namun memilih untuk golput. Hal ini diungkapkan oleh Kawula17, sebuah inisiatif yang mengajak anak muda untuk aktif dalam Pemilu.
Kawula17 melakukan survei nasional setiap tiga bulan dengan melibatkan 400 hingga 600 responden usia 17 hingga 44 tahun. Hasilnya, pada kuartal ketiga 2023, sebanyak 80 persen responden menyatakan akan ikut nyoblos di Pemilu 2024. Namun, masih ada sebagian kecil yang ragu atau bahkan sudah yakin tidak akan menggunakan hak pilihnya.
Di sisi lain, banyak remaja usia 17 tahun yang tidak memahami istilah-istilah politik seperti oposisi, progresif, dan konservatif. Dian Irawati, co-founder Kawula17.id, mengungkapkan bahwa seharusnya pendidikan kewarganegaraan sudah diterapkan pada usia 16 tahun. Namun, kenyataannya belum semua remaja memiliki pemahaman yang baik tentang politik dan pentingnya partisipasi dalam Pemilu.
Dian juga menegaskan bahwa pentingnya memilih anggota DPR untuk mewakili suara rakyat, namun masih banyak yang belum memahami hal tersebut. Oleh karena itu, partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi jalannya Pemilu juga menjadi kunci keberhasilan Pemilu 2024.