Saturday, September 21, 2024
HomeprabowoLaksamana Marquis Tōgō Heihachirō - prabowo2024.net Marquis Tōgō Heihachirō - prabowo2024.net

Laksamana Marquis Tōgō Heihachirō – prabowo2024.net Marquis Tōgō Heihachirō – prabowo2024.net

Lahir pada 1848 dari keluarga bangsawan, Togo Heihachiro belajar menjadi samurai sejak kecil, mengikuti jejak ayahnya. Namun, kisah hidup Togo benar-benar dimulai ketika Insiden Namamugi terjadi pada tahun 1862. Pada bulan September 1862, seorang pedagang Inggris dibunuh oleh seorang pejabat Jepang, dan sebagai balasannya, Angkatan Laut Kerajaan Inggris membombardir kota pelabuhan Jepang, Kagoshima.

Togo yang saat itu berusia 15 tahun berlari ke tepi pantai untuk membuat meriam dalam usaha membela kampung halamannya. Tahun berikutnya, dia mendaftar di angkatan laut Jepang yang baru dibentuk, menjadi orang pertama yang mendaftar di usia 17 tahun. Setelah konflik saudara Jepang dimenangkan oleh pihaknya, atasan Togo melihat potensi intelektual dalam dirinya dan mengirimnya ke Inggris untuk mengikuti kursus Perwira Angkatan Laut.

Setelah tujuh tahun belajar di luar negeri, Togo kembali ke Jepang pada tahun 1878 sebagai Letnan. Dia kemudian diberi komando kapalnya sendiri dan berhasil berinteraksi dengan rekan-rekan dari armada Inggris, AS, dan Jerman. Pada 1894, Togo diberi komando sebuah kapal penjelajah dan berhasil menenggelamkan beberapa kapal lawan.

Kemudian, Togo diangkat sebagai kepala Akademi Angkatan Laut Jepang, di mana dia melakukan modernisasi kurikulum sekolah. Selain tugasnya sebagai kepala akademi, Togo juga bertugas sebagai komandan armada tempur. Pada tahun 1903, dia menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Laut Jepang.

Di posisi ini, Togo menjadi pemimpin perang Rusia-Jepang. Meskipun kekuatan AL Jepang kalah dengan AL Russia, Togo berhasil merintis penggunaan komunikasi radio antar-kapal dan menekankan pentingnya kecepatan kapal dan persenjataan yang canggih untuk kapal perangnya. Pada akhir pertempuran Tsushima tahun 1905, Togo menjadi pemenang perang Rusia-Jepang yang tak terbantahkan.

Setelah itu, Togo dihormati oleh berbagai negara termasuk Inggris dan AS. Salah satu pengagum terbesarnya adalah Chester Nimitz, komandan pasukan angkatan laut AS di Pasifik selama Perang Dunia Kedua.

Togo meninggal pada tahun 1934 di usia 86 tahun. Kisah hidupnya yang penuh perjuangan, ketabahan, dan keberanian menginspirasi banyak orang. Tidak hanya tentang keberhasilan mengalahkan kekuatan besar Eropa, tetapi juga tentang keteguhan dan keberanian dalam menghadapi tantangan. (Sumber: https://prabowosubianto.com/laksamana-marquis-togo-heihachiro/)

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer