Waketum TPN Ganjar-Mahfud, Benny Ramdhani (Foto: Heri/Suaraindonesia.co.id)
SUARA INDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Benny Rhamdani ikut buka suara terkait seruan Waketum Partai Gelora, Fahri Hamzah yang mengkritik paslon lain seraya menyerukan masyarakat memilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka secara aklamasi.
Menurutnya pikiran Fahri hanya tentang kekuasaan. Ia pun kembali mengungkit bagaimana lantangnya Fahri dulu menyerang dan mencaci maki Presiden Joko Widodo (Jokowi). Benny heran, belakangan Fahri menyuarakan dukungan dan pujian terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
“Ternyata pujian itu hanya karena Fahri mendukung pasangan calon presiden yang didukung oleh Pak Jokowi, nah kalau itu ya isi pikiran dan isi perut Fahri bisa terukur, jadi isi pikiran dan isi perut Fahri itu hanya bisa selesai dengan kekuasaan,” kata dia di Jakarta, dikutip Selasa (26/12/2023).
Benny menyebut dulu Fahri Hamzah yang kritis terhadap pemerintah kini membisu. Hingga sekarang, kata dia, menjadi pihak yang paling kritis terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden lain. Menurut Benny, pihak Ganjar-Mahfud yang paling konsisten. Sebab, menurutnya, tidak ada kritikan yang dilakukan terhadap apa yang dilakukan Jokowi.
“Jadi berpolitik itu tidak sedungu cara berpikir Fahri Hamzah, kalau di pihak kami justru konsisten kok. Kami sampai hari ini mengatakan bahwa apa yang dilakukan Pak Jokowi adalah yang terbaik bagi bangsa ini, nggak ada kritisme kepada apa yang telah dilakukan oleh Pak Jokowi,” ucap Waketum Partai Hanura itu.
Ia juga menegaskan bahwa karya besar yang dilakukan Jokowi tidak akan pernah dikhianati oleh Ganjar-Mahfud. Dia menyebut saat ini yang terjadi hanya perbedaan pilihan pasangan.
“Kita hanya berbeda di pasangan calon presiden dan wakil presiden, tapi hal-hal yang sangat ideologis, karya besar yang dikerjakan oleh Pak Jokowi itu nggak akan pernah kita khianati, Pak Jokowi itu dalam pandangan saya itulah yang terbaik dalam sejarah kepemimpinan nasional setelah Bung Karno,” pungkasnya
Pewarta: Heri Suroyo
Editor: Imam Hairon