Krisis Air Bersih Masih Menekan Warga Kepulauan Desa Marparan Sampang
SUARA INDONESIA, SAMPANG – Krisis air bersih di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, masih belum teratasi sampai hari ini. Padahal di beberapa wilayah kabupaten lain, hujan telah mulai turun. Salah satu wilayah di Sampang yang mengalami krisis air bersih adalah Kepulauan Desa Marparan, Kecamatan Sreseh.
Secara geografis, Desa Marparan terletak di wilayah pesisir selatan berbatasan dengan Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan. Hingga kini banyak warga kepulauan Desa Marparan masih membeli air bersih.
Warga Desa Marparan, Musna (41) mengatakan, sampai saat ini wilayah kepulauan Desa Marparan masih membeli air. Selain sejak mengalami kekeringan akibat kemarau panjang, sumber mata air di wilayah setempat minim.
“Walau sekarang sudah memasuki musim hujan, namun hujan awal musim tidak merata. Bisa dibilang kalau di sini hujan cukup minim. Awal Desember sempat hujan, tapi sampai sekarang tidak ada hujan lagi,” ucapnya, Sabtu (23/12/2023). Rohim (35) warga yang lain, juga menuturkan hal yang sama. Dirinya selalu membeli air bersih setiap hari. Karena sampai saat ini hujan memang tidak ada. “Kami kalau beli satu jeriken dengan isi 50 liter. Harganya Rp 2.000. kalau yang isi 25 liter Rp 1.000,” jelasnya. Sementara itu, Pejabat (Pj) Kepulauan Desa Marparan, Gofur mengatakan, pihaknya sudah mendistribusikan bantuan air bersih sebelumnya. Namun sekarang berhenti karena November lalu sempat turun hujan.
“Kami usahakan akan mengirim air kembali. Sebelumnya kami sudah mendistribusikan puluhan tangki air ke Desa Marparan,” tuturnya. Selain itu, proses distribusi juga terkendala akses jalan yang cukup sulit. Ketika pihaknya mengirim bantuan air harus transit di Pelabuhan Jicceng, kemudian diangkut kembali ke Desa Marparan. “Karena hujan tidak ada lagi, kami akan mengirim air kembali. Sebab, untuk bantuan air dari kabupaten sendiri sudah tidak ada,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Suara Indonesia dengan judul “Memasuki Awal Musim Hujan, Warga Kepulauan Desa Marparan Sampang Masih Krisis Air Bersih” oleh Hoirur Rosikin.