Friday, November 22, 2024
HomeBeritaIbu Melahirkan di Pinggir Jalan: Tampaknya Aksesibilitas Layanan Kesehatan di Jember Masih...

Ibu Melahirkan di Pinggir Jalan: Tampaknya Aksesibilitas Layanan Kesehatan di Jember Masih Lemah

Sebuah insiden di mana seorang ibu melahirkan di pinggir jalan tidak jauh dari Kantor Desa Kaliglagah, Kecamatan Sumberbaru, Jember, Jawa Timur, telah menarik perhatian dari Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi). Peristiwa tersebut menjadi gambaran dari kelemahan akses layanan kesehatan di kabupaten tersebut.

Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Apdesi Jember Kamiludin menyatakan bahwa para kepala desa merasa khawatir karena akses layanan kesehatan di daerah tersebut sangat lemah. Kejadian ibu melahirkan di luar fasilitas kesehatan meningkatkan kekhawatiran para kepala desa. Bahkan, ada kasus bidan swasta yang tidak berani menolong karena takut disalahkan oleh puskesmas setempat.

Kamil menyebutkan bahwa kondisi ini tidak boleh dibiarkan terus menerus. Kesehatan, terutama yang mengancam jiwa, harus didahulukan daripada urusan administrasi. Dia juga meminta Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Kamil juga akan mengadakan pertemuan dengan DPRD Jember untuk menyelesaikan masalah kesehatan di lapangan, dan membawa 50 kepala desa dalam pertemuan tersebut. Tindakan Kamil dianggap tidak berlebihan, mengingat kejadian ibu melahirkan di pinggir jalan meninggalkan banyak pertanyaan.

Nurul Yakin, suami dari perempuan yang melahirkan, mengaku tidak menggunakan ambulans desa karena tidak tahu caranya dan waktu kejadian sudah terlambat. Selain ambulans desa, di Desa Jambesari juga terdapat puskesmas pembantu (pustu) yang terkesan tidak terawat.

Kepala Dinkes Jember, dr. Hendro Soelistijono menepis tudingan tersebut, menyatakan bahwa ambulans desa dapat digunakan pada kondisi darurat tanpa harus mendapatkan izin kepala puskesmas. Dia juga menegaskan bahwa puskesmas hanya mengingatkan kepada bidan agar tidak membuka praktik mandiri tanpa izin, namun pada kondisi darurat, bidan tersebut harus bersedia membantu.

Meski begitu, konfirmasi yang dilakukan oleh Suara Indonesia tidak membuahkan hasil, karena Kepala Puskesmas Sumberbaru, dr. Titis Sulistyowati tidak memberikan tanggapan atas pertanyaan yang dikirim.

RELATED ARTICLES

Berita populer