Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin meminta Pemerintah untuk mengatasi masalah regenerasi petani Indonesia yang semakin meningkat.
Menurut Sultan, pertanian merupakan investasi dengan hasil yang nyata dan krusial bagi negara berkembang agraris. Bahkan ketika teknologi pertanian terus berkembang, petani masih merupakan kontributor utama dalam perekonomian pertanian dan industri pangan nasional.
Sultan juga menyatakan bahwa penurunan jumlah petani dapat disebabkan oleh faktor ketersediaan insentif modal, teknologi, dan pasar yang tidak terintegrasi. Masalah modal usaha dan harga input agribisnis yang besar juga menjadi beban bagi petani, sementara akses ke lembaga keuangan yang minim juga menjadi hambatan.
Meskipun pemerintah telah mengalokasikan dana kredit usaha rakyat (KUR) sebesar ratusan triliun, hal tersebut belum mampu menarik minat masyarakat, terutama generasi muda, untuk terjun ke sektor pertanian.
Oleh karena itu, Sultan mendorong pemerintah untuk meningkatkan insentif fiskal dan memberikan insentif modal serta teknologi pertanian kepada para milenial yang berminat di sektor pertanian. Bahkan, anak muda lulusan SMK dan politeknik pertanian juga kurang bersemangat untuk bertani akibat keterbatasan modal dan teknologi.
Data Sensus Pertanian 2023 Tahap I yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan jumlah petani dari 31,71 juta unit usaha pertanian pada tahun 2013 menjadi 29,3 juta pada tahun 2023, mengalami penurunan sebanyak 2,3 juta petani dalam 10 tahun terakhir.